Jumat, 20 Maret 2009

Hubbul Fitriyah

Dalam sebuah program pelatihan siswa baru. Kami menyelipkan materi Birrul Walidain atau berbakti pada orangtua. Kami memahami anak remaja, kadangkala mereka gengsi jika diminta untuk menyetakan kasih sayangnya pada orangtua. Maka kami menggunkan metode tulisan, yaitu meminta mereka menuliskan harapan-harapan mereka pada orangtuanya. Berikut ini, petikan isi surat mereka :

Siswa Pertama

Sebagai seorang anak, aku pastinya berharap punya orangtua yang sempurna dalam hal apapun. Orangtuaku memang tidak sempurna tetapi pastinya mereka sudah melakukan yang terbaik bagi anaknya.

Banyak cara untuk menjadi orangtua yang baik. Waktu masih kecil, orangtua pasti sayang sekali sama anaknya, apapun dilakukan cuma buat anaknya senang, bahkan sampai anknya besar juga masih begitu. Tapi kadang, karena begitu sayangnya sampai-sampai apapun yang dilakukan harus ada pengawasan walalupun aku sudah besar. Padahal kalau orangtua bersikap seperti itu bisa berdampak negatif, anak bisa jadi manja dan tidak percaya diri. Aku ingin punya orangtua yang baik, perhatian, sayang sama aku, tapi tidak terlalu mengekang kebebasanku.

Aku tahu mereka sayang sama aku dan takut kalau kenapa-kenapa, buktinya tiap kali aku pergi kemanapun aku selalu ditelepon 2 kali dalam satu jam. Betapa takutnya mereka. Tapi aku tahu mereka melakukan itu karena takut aku berubah jadi anak yang tidak baik. Aku ingin orangtuaku adil dan bijaksana.

Siswa Kedua

Ayah dan bundaku adalah orang yang paling berjasa dalam hidupku. Mereka selalu memberiku kasih sayang setiap waktu ketika aku bersama mereka. Untuk Ayah, aku berharap agar dia selalu bersamaku setiap saat di kala aku sedih atau senang, selalu membantuku, dan selalu menyayangiku. Aku juga berharap ia selalu bertindak tegas kepadaku tanpa harus keras dan tetap memberikan rasa aman dan sayang dalam setiap perintahnya. Aku tahu, perintahnya pasti tidak ada yang akan membuatku terjerumus dalam sesuatu yang buruk. Untuk ibu, aku ingin selalu merasakan aura yang memberi keamanan dan kasih sayang yang sangat kuat. Aku ingin ia selalu sabar menghadapiku dan selalu membantuku dalam pembenahan diri. Ibu, saat ini sedang dalam proses berubah, aku mohon ibu selalu sabar dalam membimbingku.

Siswa Ketiga

Saya sangat ingin membahagiakan orangtua. Walaupun mungkin apa yang saya lakukan tidak sebanding dengan jasa-jasa mereka. Mereka telah menghabiskan banyak waktu, pikiran, tenaga, uang, dan masih banyak lagi hanya untuk membantu saya menjadi anak yang baik, berbakti pada mereka, serta membuat saya bahagia. Banyak cara yang dapat dilakukan anak untuk membahagiakan orangtua. Salah satunya yang dapat saya lakukan adalah dengan membahagiakan mereka dengan cara mengukir prestasi. Saya juga mencoba dengan cara membantu meringankan pekerjaan rumah supaya mereka senang. Saya berusaha tidak menyia-nyiakan segala pemberian mereka baik berupa barang ataupun bukan. Segala pemberian itu harus digunakan scara maksimal. Saya juga berusaha untuk tidak menyakiti perasaan mereka. Saya juga selalu berusaha mewujudkan cita-cita dan harapan mereka.

Sesungguhnya anak-anak kita telah dibekali hati nurani untuk selalu menunaikan kejujuran. Jika mereka ditanya tentang hubungan mereka dengan orangtua, kejujuran yang muncul selalu bernuansa kebaikan. Secara alami anak-anak sangat mencintai orangtuanya dan ingin memberikan yang terbaik untuk orangtunya. Dalam kajian Islam kita mengenal istilah Hubbul Fitriyah, cinta yang datang dari fitrah dasar manusia. Kasih sayang yang hadir tanpa perlu belajar, sebab tumbuh secara alami, yaitu cinta kepada orangtua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar