Jumat, 20 Maret 2009

Man Jadda Wa Jadda

Sebuah kebiasaan di sekolah kami ketika akan mengirim siswa-siswinya mengikuti lomba adalah persiapan yang matang. Beberapa minggu sebelum lomba telah dilakukan proses seleksi untuk memilih perwakilan siswa yang dikirimkan. Ada dua jenis tim yang diikutkan, senior dan junior. Tim senior memang mereka yang telah sering mengikuti lomba dan dipastikan memiliki kompetensi bahasa Inggris yang bagus. Untuk kelompok ini, targetnya adalah pulang dengan kemenangan. Tim yunior adalah mereka yang memiliki kompetensi cukup tapi belum memiliki pengalaman. Untuk kelompok ini, targetnya adalah sekedar mencari pengalaman.

Selama proses pembinaan sebelum berangkat, terdapat perbedaan sikap dalam mengikuti bimbingan. Tim senior bersikap kurang disliplin, hal ini ditunjukkan dengan seringnya mereka terlambat atau bermalas-malasan ketika latihan. Guru yang membimbing mendapat kesan bahwa mereka tidak memiliki kesungguhan dalam berlatih. Berbeda dengan tim yunior, mereka sangat disiplin dan bersungguh-sungguh dalam mengikuti latihan. Menjelang dua hari keberangkatan, dua orang tim senior mengundurkan diri karena alasan pribadi, mereka lebih memilih mengikuti acara keluarga. Satu sisa anggota tim senior akhirnya ikut mengundurkan diri. Ada kasak-kusuk yang mengatakan bahawa sebenarnya mereka tidak ikut karena merasa lomba ini kurang bergengsi.

Guru pembimbing akhirnya memutuskan untuk mengirimkan tim yunior dengan tetap memberikan pembinaan yang lebih intensif. Akhirnya mereka berangkat dengan bersemangat. Suatu hal yang tidak terduga, mereka akhirnya membawa pulang kemenangan gemilang, juara 2 untuk lomba tingkat provinsi. Tim yang tidak diunggulkan, dengan kompetensi biasa-biasa saja, karena kesungguhan mereka dalam berlatih serta semangat untuk berprestasi yang tinggi, akhirnya memenangkan kompetisi ini. Tim Senior yang awalnya agak merendahkan rekan-rekan tim yunior menjadi kaget karena mereka pernah mencibir kemampuan mereka. Bahkan pernah berkata rekan tim yunior tidak mendapat apa-apa dari lomba itu.

Peristiwa ini menjadi sebuh pencerahan bagi guru yang mendampingi. Mereka sadar bahwa untuk mendapatkan kemenangan dalm kompetisi tidak harus selalu mengirim anak-anak berkompetensi karena kadang-kadang meraka agak sombong, meremehkan orang lain sehingga tidak sungguh-sungguh dalam menyiapkan diri. Anak-anak yang memiliki kesungguhan dalam berlatih dan memiliki kerendahan hati lebih bisa diandalkan untuk mewakili sekolah. Man Jadda Wa Jadda, Barangsiapa Bersungguh-sungguh akan Menjadi Sungguhan, begitulah pepatah Arab mengatakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar