Rabu, 08 April 2009

Terapi Okupasi (Occupational Therapy)


OKUPASI TERAPI (OT/ Occupational Therapy) ITU ADALAH SALAH SATU PROFESI KESEHATAN YANG MEMBANTU INDIVIDU YANG MENGALAMII KELAINAN ATAU KECACATAN BAIK SECARA FISIK DAN ATAU MENTAL YANG BERSIFAT SEMENTARA ATAU MENETAP DENGAN MENGGUNAKAN AKTIFITAS SEHARI-HARI YAITU AKTIFITAS PERAWATAN DIRI, PRODUKTIVITAS DAN AKTIVITAS MENGISI WAKTU LUANG YANG DIPROGRAMKAN SESUAI DENGAN KEBUTUHAN INDIVIDU TERSEBUT.

Terapis Okupasi membantu seorang individu yang mengalami gangguan dalam fungsi motorik, sensorik, kognitif juga fungsi sosial yang menyebabkan seorang individu tersebut mengalami hambatan dalam melakukan aktifitas perawatan diri, aktifitas produktivitas dan dalam aktivitas untuk mengisi waktu luang.

PROGRAM OKUPASI TERAPI

    1. SENSORY INTEGRATION

    2. BEHAVIOR THERAPY

    3. KOGNITIF TRAINING

    4. PRE WRITING SKILL

    5. ADL TRAINING

Intervensi yang diberikan menggunakan modalitas aktifitas yang telah dianalisa dan diadaptasi yang kemudian diprogramkan untuk anak sesuai dengan kebutuhan khususnya. Secara garis besar intervensi difokuskan pada :

  1. Kemampuan (abilities)
    1. Keseimbangan dan reaksi postur (balance & postural reactions)
    2. Peregangan otot dan kekuatan otot (muscle tone & muscle strength)
    3. Kesadaran anggota tubuh (body awareness
    4. Kemampuan ketrampilan motorik halus (fine motor skill) seperti memegang/melepas, ketrampilan manipulasi gerak jari misal penggunanan pensil & gunting dan ketrampilan menulis, dll.
    5. Kemampuan ketrampilan motorik kasar (gross motor skill) seperti lari, lompat.naik-turun tangga,jongkok,jalan dll
    6. Mengenal bentuk,mengingat bentuk (visual perception
    7. Merespon stimuli,membedakan input sensori (sensory integration)
    8. Perilaku termasuk level kesadaran,atensi,problem solving skill, dll.

  2. Ketrampilan (skill)
    1. Aktifitas sehari-hari (activity daily living) seperti makan,minum,berpakaian,mandi,dll
    2. Pre academic skill
    3. Ketrampilan social
    4. Ketrampilan bermain

  3. Faktor Lingkungan
    1. Lingkungan fisik
    2. Situasi keluarga
    3. Dukungan dari komunitas
  4. Okupasi Terapis Sebagai Konsultan

Okupasi terapis sebagai konsultan pada area :

    1. Program intervensi awal
    2. Setting rumah,sekolah dan area bermain
    3. Lingkungan dan adaptasi mainan atau media belajar
    4. Alat Bantu
    5. Strategi perilaku

Adapun anak-anak sekolah yang yang perlu penanganan OT mengalami hal-hal berikut ini, diantaranya :

  • Keterlambatan motorik kasar seperti lari, lompat, jongkok, main bola dll
    Ketrampilan motorik halus seperti ketrampilan memegang pensil, hasil tulisan tidak rata tebal tipisnya, dll
  • Hyperaktif atau hypoaktif
  • Tidak mampu menjaga proses berbahasa
  • Tidak mampu menjaga dan mengatur posisi saat belajar
  • Gangguan persepsi visual seperti tidak lengkap dalam menyalin tulis
  • Gangguan atensi dan konsentrasi
  • Menarik diri
  • Kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya
  • Keterlambatan dalam bermain
  • Tidak disiplin

(Tsamaniyatun Chotimah, Amd. O. T.- Terapis Okupasi P3H)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar